Minggu, 17 Januari 2010

Ambisi Pertamina EP, Pemain Kelas Dunia


PT PERTAMINA EP terus memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka transformasi bisnis menuju perusahaan kelas dunia terlihat pada produksi minyak Pertamina EP yang mengalami kenaikan secara signifikan. Pada 19 Agustus 2009, produksi mampu mencapai angka tertinggi, yakni 136.504 barel per hari. Itu berarti 11.004 barrel atau 107 persen lebih tinggi dibandingkan target 2009, yang dicanangkan sebesar 125.500 barel per hari.

Hasil tersebut merupakan pencapaian tertinggi yang pernah diraih Pertamina EP, sekaligus bagian dari upaya transformasi Pertamina EP yang terus digulirkan sebagai anak usaha PT Pertamina (persero). Atas keberhasilan tersebut, tahun ini Pertamina EP optimistis target peningkatan pertumbuhan produksi minyak sebesar 6,2 persen dengan target produksi 125.500 barrel per hari dapat tercapai.

Tahun lalu, produksi rata-rata Pertamina EP sebesar 116.600 barrel per hari atau meningkat 7,8 persen dibandingkan periode 2007. Pencapaian ini menunjukkan bahwa transformasi Pertamina EP yang kini memasuki tahap kedua dari Rencana Pembangunan Tiga Tahun berada pada jalur yang tepat.

Untuk itu, Pertamina EP lebih fokus mempertahankan dan berupaya meningkatkan pertumbuhan produksi, mengingat angka penurunan produksi minyak di lapangan-lapangan Pertamina EP saat ini terjadi secara alami sangat tinggi rata-rata 18 persen. Sehingga peningkatan net produksi 6,2% memerlukan upaya dan kerja keras untuk meningkatkan gross pertumbuhan hingga 24,2%.

Selain produksi minyak, Pertamina EP merupakan produsen gas terbesar untuk kebutuhan domestik dengan produksi 1090 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Dari jumlah tersebut, 28 persen dipasok kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), 22 persen untuk memenuhi kebutuhan industri, 18 persen untuk industri pupuk, 18 persen untuk pasokan ke pembangkit listrik, dan 14 persen lainnya untuk kebutuhan Kilang Pertamina dan pemakaian sendiri.

Hasil produksi Pertamina EP yang melebihi target itu mempengaruhi perolehan keuntungan perusahaan, dan Pertamina EP sebagai penyumbang keuntungan terbesar di antara seluruh unit bisnis dan anak perusahaan Pertamina (Persero). Pada 2006, laba sebelum pajak Pertamina EP sebesar Rp11,29 triliun. Pada 2007, naik menjadi Rp15,16 triliun. Selanjutnya, Pertamina EP membukukan laba tertinggi sepanjang 2008 mencapai Rp19,08 triliun atau lebih dari 70 persen total keuntungan Pertamina (Persero).

Berdasarkan data BP Migas, Pertamina EP, saat ini menempati posisi kedua dalam peringkat 10 besar produsen minyak setelah Chevron dan juga urutan kedua produsen gas setelah Total Indonesia. Hal ini tak lepas dari gebrakan Presiden Direktur Pertamina EP, Salis S Aprilian yang dilantik pada April 2009. Ia berhasil mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk mendongkrak peningkatan produksi Pertamina EP.

"Pencapaian produksi tertinggi itu sebagian besar masih dilakukan dengan menggunakan metode pengurasan primer (primary recovery). Kami telah menyiapkan secondary recovery dengan memanfaatkan teknologi yang lebih baik untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi yang lebih tinggi," katanya kepada beritabaru.com

Mantan Presiden Direktur Pertamina EP Cepu itu menjelaskan, dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, pihaknya membudayakan cara berpikir "out of the box" untuk memicu terobosan-terobosan baru. Cara itu terbukti ampuh, lantaran tenaga-tenaga muda banyak yang menerapkan ide-ide segar dengan mengaplikasikan teknologi baru. "Beberapa alternatif teknologi yang sesuai sudah kami terapkan, dan hasilnya sangat bagus. Kami juga merangkul lembaga-lembaga lain, seperti lembaga pendidikan tinggi, lembaga riset dan lain-lain, untuk sama-sama mendorong produksi minyak demi kepentingan negeri ini," ucapnya.

Penggunaan teknologi yang diadopsi Pertamina EP saat ini adalah meneliti penggunaan surfaktan dari kelapa sawit, bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Lemigas. Penggunaan surfaktan, nantinya untuk mendorong minyak agar lebih cepat keluar dari perut bumi. Jika teknologi ini berhasil dikembangkan, kemungkinan perusahaan akan menjadi perusahaan terdepan di dunia yang mengadopsi biosurfaktan.

Selain surfaktan yang dari bahan tumbuhan, Salis juga menyebutkan pihaknya sudah memakai surfaktan hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasilnya cukup bagus dan signifikan dalam mendongkrak produksi migas. Cara ini digunakan perusahaan sebagai langkah menjadi produsen minyak dan gas nomor satu di Indonesia.

Karena itu, Salis meyakini bahwa Pertamina EP pada 2011 mampu menghasilkan produksi migas sebanyak 570 MBOEPD (million barrel oil equivalent per day). "Kami melakukan konsentrasi pada pertumbuhan, yakni penemuan cadangan tambahan yang berkelanjutan pada sumur-sumur baru agar meningkatkan kemampuan menjadi operator kelas dunia, dan konsentrasi diversifikasi, yakni pada pertumbuhan produksi yang berkelanjutan,

0 komentar: