Sabtu, 09 Januari 2010

Pipa Kilang Terbesar Pertamina Terbakar


JAKARTA – Musibah menimpa Pertamina. Kilang pengolahan BBM terbesar di Cilacap, Jateng, terbakar kemarin (9/3) pukul 08.15. Selain menghancurkan sambungan pipa minyak, kejadian tersebut merenggut nyawa dua korban serta dua orang menderita luka bakar serius.

General Manager Public Relation PT Pertamina Ifki Sukarya menyatakan, kebakaran terjadi pada sambungan pipa minyak akibat ledakan di alat pendingin atau fin fan cooler. “Kebakaran terjadi di area fuel oil Kompleks I Pertamina UP IV Cilacap, Jawa Tengah,” katanya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin.

Dia menjelaskan, saat itu, petugas kontraktor hendak membersihkan alat pendingin. Alat pendingin yang dikira sudah kosong tersebut ternyata masih berisi gas dan minyak tanah. Kemudian, minyak yang merembes mengalir ke luar, sehingga teroksidasi. “Akibatnya, terjadi flash atau kilatan api, sehingga terbakar,” ungkapnya.

Meski demikian, kata dia, kebakaran yang bisa segera dipadamkan tersebut tidak mengakibatkan kerusakan serius pada alat-alat kilang. Sebab, saat maintenance atau pemeliharaan, sambungan pipa sudah diisolasi. “Jadi, sudah lepas dari sambungan pipa utama, sehingga api tidak menjalar,” tegasnya.

Menurut Ifki, secara umum, operasional produksi di kilang pengolahan BBM terbesar milik Pertamina itu tetap berjalan normal. “Sempat terganggu sebentar, tapi segera pulih,” katanya.

Kilang Cilacap yang memiliki kapasitas produksi 348 ribu barel per hari tersebut merupakan kilang berkapasitas terbesar di antara enam kilang milik Pertamina. Kini, Pertamina sedang melakukan studi modifikasi kilang untuk menambah kapasitas sebesar 60 ribu barel per hari.

Kilang Cilacap juga memiliki posisi penting dalam sektor pengolahan minyak, terutama produk pelumas atau oli. Sebab, Kilang Cilacap merupakan satu-satunya kilang Pertamina yang menghasilkan lube base oil dengan Group I dan II dari jenis HVI-60, HVI-95, HVI-160 S, HVI-160 B, dan HVI-650.

Produksi lube base oil tersebut disalurkan ke lube oil blending plant (LOBP) di Unit Produksi Pelumas Pertamina di Jakarta, Surabaya, dan Cilacap untuk diproduksi menjadi produk pelumas. Kemudian, kelebihan produksi lube base oil (exces product) dijual di pasar dalam negeri dan luar negeri.

Bagaimana dengan korban? Radar Banyumas (Grup Jawa Pos) melaporkan, korban tewas adalah Darto, 32. Warga Jalan Thamrin, Cilacap, tersebut meninggal di tempat kejadian. Korban tewas satunya adalah Basiran, 31, warga Karang Talun, Cilacap, yang meninggal pukul 13.15. Dia menderita luka bakar 100 persen dan meninggal saat akan dibawa ke Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) Jakarta.

Luka bakar serius juga dialami Danes Leonard, warga Jalan Gatot Subroto, Cilacap. Dia masih bisa diselamatkan, meski menderita luka bakar sampai 80 persen. Setelah ditolong di Rumah Sakit Pertamina Cilacap (RSPD), dia dikirim ke RSPP Jakarta untuk dirawat lebih lanjut.

Korban luka lainnya adalah Untung, warga Jalan Rinjani, Cilacap, yang menderita luka bakar 18 persen. Dia sekarang dirawat di ICU RSPC. Keempat korban dalam kejadian ini merupakan karyawan kontraktor CV Jaya Berdikari, perusahaan yang disewa Pertamina untuk perawatan alat pendingin pipa kilang.

Radar Banyumas yang berusaha mendekati lokasi kebakaran dihalangi petugas kepolisian. Aparat menutup akses ke lokasi kilang untuk penyelidikan lebih lanjut.

Di lokasi kilang, tampak sejumlah petugas sedang berjaga-jaga. Tim Labfor Polri yang kebetulan berada di Cilacap untuk menyelidiki kebakaran kapal tanker MT Cendrawasih kemarin juga dikerahkan ke lokasi kebakaran kilang Pertamina. Tidak ada konfirmasi pasti kapan penyelidikan kasus tersebut akan berakhir.

0 komentar: