Senin, 18 Januari 2010

Pergeseran Lempeng Benua Akibatkan Perubahan Luas Samudra
DALAM mencari penyebab dan menganalisa dampak dari mencairnya es Greenland, ilmuwan berbagai jurusan bekerja sama. Pakar geofisika Gunter Schonharting misalnya.

Ia menyelidiki pergeseran lempeng benua bumi selama ratusan juta tahun. Berdasarkan penelitiannya, Gunter Schonharting mencoba memprediksi perubahan yang masih akan dialami bumi.

“Pergeseran lempeng benua menyebabkan perubahan luas samudra yang mengelilinginya. Ini akan mempengaruhi arus air laut, misalnya arus teluk dan arus air laut lainnya”, ujar Gunter Schonharting.

Mungkin saja, 50 juta tahun dari sekarang, Greenland atau Tanah Hijau yang sekarang masih tertutup es akan berada di kawasan bersuhu hangat dan telah berubah menjadi tanah yang benar-benar hijau.

Tapi mungkin juga, manusia tak perlu menunggu 50 juta tahun. Ada model yang memprediksi, bila emisi gas rumah kaca tidak berhasil dikurangi, mulai tahun 2050, kecepatan mencairnya es di kutub bumi akan berlipat ganda drastis.

BERUBAH

Itu berarti, dalam seratus tahun saja, wajah bumi akan berubah sama sekali. Siapa yang dapat memprediksi, apakah manusia dapat tetap bertahan hidup di sini?

Para pengamat lingkungan menyatakan bumi yang kita tinggali akan berubah selamanya karena pemanasan global. Tapi bukankah tanpa campur tangan manusia pun wajah bumi senantiasa berubah? Seperti yang dijelaskan Peter Ward dari Universitas Washington di Seattle.

Menurutnya, peradaban manusia akan musnah dalam 500 juta tahun. Tidak ada lagi salju dan es, hutan tropis maupun rawa-rawa. Tak ada musim yang silih berganti, karena musim panas yang abadi. “Kehidupan di dunia seperti yang kita kenal sekarang akan mulai musnah 500 juta tahun dari sekarang. Yang pertama akan menghilang adalah satwa”, Peter Ward. ***dw/ar

0 komentar: